Apa Gunanya Asuransi jiwa?

Karena kita tidak akan pernah tahu apa yang pasti di dunia ini, kecuali kematian. Karena kita tidak akan pernah tahu bagaimana kondisi kita besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan, atau 10 tahun lagi.

Saya tergelitik menjawab pertanyaan ini, berbekal pengalaman saya pribadi. Saya dulu gak kepikir untuk beli asuransi sama sekali, karena sudah punya BPJS dari kantor. Orang tua pun sama, sudah ada BPJS. jadi pikir saya sudah cukup, tinggal menyiapkan dana darurat dan investasi lainnya yang bisa sewaktu-wajtu saya jual ketika membutuhkan dana seperti emas misalnya.

Saya masih muda, lajang, dana darurat ada dan cukup untuk hidup sampai 6 bulan kedepan, Investasi yang bisa dijual cepat pun ada, punya BPJS (walau kelas II) dari kantor. Nampaknya sempurna bukan? Tidak. Seperti yang saya bilang di awal, tidak ada yang pasti didunia ini.

Saya teringat kejadian akhir 2018 lalu, dimana alm. papa saya mulai menunjukkan gejala sakit. Rutin kontrol ke dokter menggunakan BPJS yang mana mulainya dari fasker tk 1, lanjut lagi ke RS rujukan tk pertama. Penanganannya juga seadanya banget. Yang sakit lutut, yang diobati ya lutut, ga dilihat penyebabnya apa, pokoknya seadanya banget.

Mulai Januari 2019, papa sudah makin menurun keadaanya. Januari-Maret hampir setiap bulan dirawat dirumah sakit, dengan diagnosa yang berbeda-beda, perawatan BPJS juga seadanya. Akhirnya bulan April saya inisiatif membawa papa berobat ke dokter spesialis tanpa biaya BPJS. Benar-benar pengalaman berobat yang sangat berbeda dibandingkan BPJS. Dengan biaya sendiri yang tentunya lebih mahal, mulai ketahuan alm. Papa sakit apa. Dokter mencurigai adanya kanker di prostat. Akhirnya mulai dari situ, saya bawa papa saya berobat ke dokter spesialis penyakit dalam, spesialis onkologi, sampai saya juga sudah konsultasi dengan RS khusus kanker di Guangzhou, semua dengan biaya pribadi. Rawat inap di rumah sakit juga menggunakan biaya pribadi, saya tidak mau menggunakan BPJS lagi karena prosedur bertele-tele sedangkan kondisi alm. Papa sudah makin menurun. Namun takdir berkata lain, setelah usaha dan ikhtiar mengobati alm. Papa, Allah memanggil alm. Papa saya pada bulan Oketober 2019. Miss u dad.

Sebagai anak tentu saja kita akan mencurahkan segala kemampuan kita untuk berbakti kepada orang tua bukan? Itu yang saya lakukan. Dana darurat saya jebol untuk dana transportasi (pesawat pekanbaru-jogja) dan biaya berobat papa, tabungan emas saya gadai. Kalau di total sepertinya sudah bisa untuk beli mobil LGCG bekas lah kira-kira.

Dari kejadian itu juga saya belajar, bahwa pentingnya untuk saya punya asuransi selain BPJS yang dapat dari kantor. Karena mengandalkan BPJS pun juga percuma. Selain saya,mama saya pun yang sudah berumur diatas 50 tahun saya daftarkan asuransi jiwa, tentu premi nya lumayan tinggi. But i’ve learned my lesson. Sematang apapun kamu mempersiapkan kondisi finansial, mempunyai investasi, dana darurat, dll, masiha da risiko-risiko lain yang bisa muncul.

Saran saya sebelum membeli asuransi jiwa, pelajari dulu asuransi yang akan anda beli, apakah murni atau unit link. Masing-masing ada plus minusnya. Konsultasikan dengan agen, rajin-rajin baca ulasan di google mengenai produk yang akan anda beli. Live a healthy life

About admin