Bagaimana caranya memulai bisnis kecil-kecilan?

Kamu hanya butuh (1) produk untuk dijual dan (2) pasar yang siap membeli.

Kamu cukup keluar rumah dan berjalan kaki beberapa menit dan aku yakin kamu sudah bisa melihat ratusan bisnis kecil-kecilan di pinggir jalan.

Ada yang jualan gorengan, seblak, bakso, mie ayam, nasi goreng, martabak, sate, ayam geprek, pecel lele, soto, tongseng, dan sop kaki kambing. Mereka memenuhi 2 hal yang aku sebut tadi di atas.

Kamu hanya tinggal beli gerobak atau buka garasi lebar-lebar dan meniru makanan atau minuman atau produk apa pun yang mereka jual dan kamu mulai berjualan esok hari. Voila, kamu punya bisnis kecil-kecilan.

Tapi sebenarnya pertanyaanku kepada kamu adalah: Kenapa harus bisnis kecil-kecilan kalau bisa bisnis besar-besaran?

Pekerjaan harianku menuntutku untuk sering sekali bertemu dengan para pendiri CRP Group, perusahaan di balik brand-brand kuliner yang kita semua kenal seperti Nasi Goreng Mafia, Warunk Upnormal, Sambal Khas Karmila, dan Fish Wow Cheeseee.

Kalau ada satu pelajaran terpenting yang ingin aku bagikan kepada dunia setelah sering berinteraksi dengan mereka adalah ini: Mereka selalu berpikir besar.

“Jadi itu Nasi Goreng Mafia memang sudah di planning dari awal bakal jadi franchise puluhan cabang?” tanyaku kepada salah satu foundernya.

“Iya memang dari awal kita berencana mau bikin brand yang bisa tersebar di seluruh Indonesia.”

Dan jeniusnya mereka adalah mereka memilih satu jenis makanan yang sudah pasti semua orang Indonesia makan: Nasi Goreng. Dan kebetulan mereka memang terlalu ahli di bidang branding.

Bagaimana dengan Warunk Upnormal?

Sama saja. Mereka memilih makanan yang dimakan oleh semua orang Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari kota besar ke kampung-kampung kecil: Indomie.

Dan ceritanya lebih gila lagi. Aku merinding mendengar kata-kata sang founder.

“Gue pengen bikin warung Indomie tapi konsepnya high class, orang-orang harus nyaman makannya.“

“Dulu banyak banget yang ngebully gue bilang, ‘Banyakan mimpi lu! Orang tuh makan mie di warkop bukan di café!’ tapi bodo amat gue tetep percaya.”

Lalu dia menutup dengan kata-kata yang aku tidak akan pernah lupa.

“Gue mau nyaingin Starbucks.”

Pantaslah kalau dulu orang-orang bilang dia gila. Mungkin aku juga bakal mengatakan hal yang sama kepadanya.

Tapi sekarang, lihat Warunk Upnormal literally sudah ada dimana-dimana. Di kota mana pun kamu menginjakkan kaki, dia sudah berdiri di sana. Bahkan berani berdiri di samping Starbucks.

Kalau dengan ide sebodoh jualan Indomie dengan konsep cafe saja bisa menjadi bisnis puluhan cabang, kenapa kamu harus berpikir kecil?

Kalau tujuanmu hanya membuat bisnis kecil-kecilan ya sampai kapan pun bisnisnya akan segitu-segitu saja.

But then again, who am I to judge?

Mungkin kamu cuma ingin berjualan martabak karena kamu memang hobi membuatnya?

Silahkan saja kalau begitu ikuti saran saya tadi di pembukaan jawaban ini.

Kalau someday kamu ingin berkembang besar, silakan ikuti saran mentor saya sang founder Warunk Upnormal untuk berpikir besar dan jauh ke depan.

Good Luck with your business.

About admin